Camat Jambe di Kritik Tentang Kepemimpinan Diduga Kurang Empati Kepada Anggota
TANGERANG| wartaindonesiaterkini,Com – Kasie Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Jambe, Yudi Asmana, melontarkan kritik keras terhadap kepemimpinan Camat Jambe, Tatang Suryana, S.STP., M.Si. Kritik tersebut muncul karena Camat diduga tidak menunjukkan kepedulian kepada bawahannya yang sedang sakit.
Yudi mengungkapkan bahwa dirinya sudah hampir sepekan tidak masuk kerja karena sakit. Di tengah kondisi itu, ia juga harus kehilangan orang tuanya. Namun, hingga sampai detik ini tidak ada perhatian maupun kunjungan dari Camat ataupun pejabat utama kecamatan Jambe, Rabu (23/09/2025).
“Seorang pemimpin itu harusnya memberi contoh yang baik. Saya sakit, orang tua saya meninggal, tapi Camat maupun pejabat inti tidak pernah hadir menjenguk. Begitu juga rekan saya, Kasie Trantib,yang dalam keadaan sakit yang sudah dua minggu lebih sakit, tidak ada perhatian sama sekali,” ujar Yudi kepada wartawan.
Menurutnya, sikap Camat tersebut mencerminkan lemahnya kepemimpinan. “Pemimpin bukan hanya soal jabatan, tapi juga soal empati. Kalau tidak peduli dengan bawahannya, bagaimana bisa membangun solidaritas organisasi?” tegasnya.
Yudi pun meminta Bupati Tangerang dan Sekda untuk turun tangan mengevaluasi kinerja Camat Jambe. Ia menegaskan, posisi Camat sebagai ketua Korkopimcam menuntut kecerdasan spiritual, emosional, dan intelektual dalam menjaga kondusivitas internal maupun eksternal organisasi.
“Pemimpin wajib memahami tugas pokok dan fungsi sesuai Perbup No. 33 Tahun 2023. Kalau tidak mampu melaksanakan itu, wajar kalau kelayakan kepemimpinannya dipertanyakan,” tandas Yudi.
Saat wartawan mencoba mengkonfirmasi pada Jumat (20/09/2025 ) kepada Camat Jambe, staf kecamatan menyampaikan bahwa yang bersangkutan sedang menghadiri rapat di luar kantor. Hingga berita ini diterbitkan, tanggapan resmi dari Camat Jambe belum diperoleh.
Instansi pemerintah di tingkat kabupaten memang harus memberikan pelayanan terbaik kepada siapa pun yang datang, tanpa membeda-bedakan. Kualitas pelayanan publik yang prima ini penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, membangun kepercayaan publik, dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Melayani dengan hati sebagai aparatur Sipil Negara dituntut untuk selalu senantiasa mengutamakan kapasitas individual ataupun kelompok.
Dunia semakin berkembang ini, menjadi mitra saja tidak cukup, kita juga harus mengembangkan ciri khas ataupun budaya yang sekiranya membekas dibawah alam bawah sadar para pengguna layanan.
Berikan pelatihan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) secara berkala agar mereka menguasai bidang tugasnya.
Tanamkan pemahaman pentingnya melayani dengan empati, keramahan, dan kesopanan.
Pastikan ASN memiliki etika dan perilaku yang sesuai, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Pelayanan Publik. Karena orang – orang yang berprofesi di bidang pelayanan secara umum harus Pesponsif, Transparan, Akuntabel dan partisipatif, tutup Kasie Yudi Asmana.
( Tim )

